Peran media sosial dalam penyebaran informasi bencana di era digital semakin terlihat signifikan. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, informasi mengenai bencana dapat dengan cepat dan mudah tersebar melalui berbagai platform media sosial. Namun, sejauh mana sebenarnya peran media sosial dalam hal ini?
Menurut Pakar Komunikasi dari Universitas Indonesia, Bambang Brodjonegoro, media sosial memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran informasi bencana. Dalam sebuah wawancara, beliau mengatakan bahwa “dengan adanya media sosial, informasi mengenai bencana dapat sampai ke masyarakat dengan lebih cepat daripada melalui media konvensional.”
Pentingnya peran media sosial dalam penyebaran informasi bencana juga disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo. Beliau menekankan bahwa “dalam situasi darurat bencana, media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi mengenai evakuasi, bantuan, dan keadaan terkini di lokasi bencana.”
Namun, perlu diingat bahwa peran media sosial juga memiliki dua sisi. Di satu sisi, media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi penting dalam situasi bencana. Namun, di sisi lain, media sosial juga rentan digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau hoaks yang dapat membingungkan masyarakat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kelompok Riset Media dan Jurnalisme (REMIDI) Universitas Padjajaran, sekitar 30% informasi yang tersebar di media sosial mengenai bencana adalah hoaks. Hal ini menunjukkan pentingnya peran masyarakat dalam melakukan verifikasi informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut.
Dalam konteks ini, peran media sosial dalam penyebaran informasi bencana di era digital memang sangat signifikan. Namun, perlu adanya kesadaran dan kehati-hatian dalam menyebarkan informasi agar tidak menimbulkan kebingungan atau bahkan kerugian bagi masyarakat. Dengan demikian, media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu penanggulangan bencana di Indonesia.